15.5.12

RPP SD Berkarakter


Download RPP Kelas 1 SD Semester 1 | Silabus RPP Berkarakter.
Downloads Silabus RPP KTSP - Berikut Dibawah ini kami kumpulkan berbagai macam link alternative download silabus RPP KTSP yang mungkin berguna bagi bpk/ibu guru sekalian yang sedang membutuhkan Kumpulan download Silabus RPP KTSP ini diharapkan dapat memacu kreatifitas Guru dalam mengembangkan bahan ajar yang lebih profesional.

Kami saat ini sedang melakukan banyak progress untuk mengupload file-file yang sangat berguna untuk Anda. RPP berkarakter SD: contoh RPP silabus terbaru berkarakter kebangsaan dan kewirausahaan, SD kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 untuk semua mata pelajaran. seperti: TEMATIK 1 TEMATIK 2 TEMATIK 3 PAI Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) Bahasa Inggris Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) Bahasa Indonesia IPA IPS Matematika Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Berikut ini adalah file yang sedang kami kerjakan:
  1. SK dan KD (SKKD) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
  2. Silabus.
  3. RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
  4. Program Semester dan Matrik Hubungan.
  5. Program Tahunan.
  6. KKM Kriteria Ketuntasan Minimal.
Dan mulai dari SKKD, Silabus, RPP, Program Semester (Promes), Program Tahunan (Prota) hingga KKM semuanya sudah berkarakter terbaru.
PENTING >>> File dalam bentuk PDF, untuk mengubah menjadi MS. Word cukup mudah gunakan Microsoft Office 2007 (MS. Word 2007) , pilih menu ‘ file ‘ lalu klik ‘ import ‘ tinggal pilih saja RPP mana yang akan di jadikan file Word.
Silahkan anda mendownload silabus rpp ktsp sd kelas 1 dibawah ini.
Silabus RPP SD mata pelajaran : pendidikan agama islam, matematika, kewarganegaraan, IPA, IPS, bahasa indonesia, bahasa inggris, tematik.

SILABUS RPP SD KELAS 1

  1. Pendidikan Agama Islam
  2. Matematika 1a
  3. Matematika 1b
  4. Kewarganegaraan
  5. IPA
  6. IPS 1a
  7. IPS 1b
  8. Bahasa Indonesia
  9. Bahasa Inggris
  10. Tematik
Silahkan anda mendownload silabus rpp ktsp sd kelas 2 dibawah ini.
Silabus RPP SD mata pelajaran : pendidikan agama islam, matematika, kewarganegaraan, IPA, IPS, bahasa indonesia, bahasa inggris, tematik.
  1. Matematika 2a
  2. Matematika 2b
  3. Pendidikan Agama Islam
  4. Kewaganegaraan
  5. Bahasa Indonesia
  6. Bahasa Inggris
  7. IPA
  8. IPS 2a
  9. IPS 2b
  10. Tematik
Silahkan anda mendownload silabus rpp ktsp sd kelas 3 dibawah ini.
Silabus RPP SD mata pelajaran : pendidikan agama islam, matematika, kewarganegaraan, IPA, IPS, bahasa indonesia, bahasa inggris, tematik.

SILABUS RPP SD KELAS 3

  1. Tematik
  2. Kewarganegaraan
  3. Matematika
  4. Pendidikan Agama Islam
  5. IPS 3a
  6. IPS 3b
  7. IPA 3a
  8. IPA 3b
  9. Bahasa Indonesia
  10. Bahasa Inggris
Silahkan anda mendownload silabus rpp ktsp sd kelas 4 dibawah ini.
Silabus RPP SD mata pelajaran : pendidikan agama islam, matematika, kewarganegaraan, IPA, IPS, bahasa indonesia, bahasa inggris, tematik.

SILABUS RPP SD KELAS 4

  1. Pendidikan Agama Islam
  2. Kewarganegaraan
  3. Bahasa Indonesia
  4. Bahasa Inggris
  5. Matematika 4a
  6. Matematika 4b
  7. IPS 4a
  8. IPS 4b
  9. IPA 4a
  10. IPA 4b
Silahkan anda mendownload silabus rpp ktsp sd kelas 5 dibawah ini.
Silabus RPP SD mata pelajaran : pendidikan agama islam, matematika, kewarganegaraan, IPA, IPS, bahasa indonesia, bahasa inggris, tematik.

SILABUS RPP SD KELAS 5

  1. Pendidikan Agama Islam
  2. Kewarganegaraan
  3. Bahasa Indonesia
  4. Bahasa Inggris
  5. Matematika 5a
  6. Matematika 5b
  7. IPS 5a
  8. IPS 5b
  9. IPA 5a
  10. IPA 5b
Silahkan anda mendownload silabus rpp ktsp sd kelas 6 dibawah ini.
Silabus RPP SD mata pelajaran : pendidikan agama islam, matematika, kewarganegaraan, IPA, IPS, bahasa indonesia, bahasa inggris, tematik.

SILABUS RPP SD KELAS 6

  1. Pendidikan Agama Islam
  2. Bahasa Indonesia
  3. Bahasa Inggris
  4. Kewarganegaraan
  5. Matematika 6a
  6. Matematika 6b
  7. IPS 6a
  8. IPS 6b
  9. IPA
Semoga membantu bapak dan ibu sekalian

3.1.12

Urgensi Pendidikan Karakter

Prof . Suyanto Ph.D
Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.

Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.

Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama.

Pendidikan yang bertujuan melahirkan insan cerdas dan berkarakter kuat itu, juga pernah dikatakan Dr. Martin Luther King, yakni; intelligence plus character... that is the goal of true education (kecerdasan yang berkarakter... adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya).

Memahami Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif.

Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.

Terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu: pertama, karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya; kedua, kemandirian dan tanggungjawab; ketiga, kejujuran/amanah, diplomatis; keempat, hormat dan santun; kelima, dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama; keenam, percaya diri dan pekerja keras; ketujuh, kepemimpinan dan keadilan; kedelapan, baik dan rendah hati, dan; kesembilan, karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan.

Kesembilan pilar karakter itu, diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan holistik menggunakan metode knowing the good, feeling the good, dan acting the good. Knowing the good bisa mudah diajarkan sebab pengetahuan bersifat kognitif saja. Setelah knowing the good harus ditumbuhkan feeling loving the good, yakni bagaimana merasakan dan mencintai kebajikan menjadi engine yang bisa membuat orang senantiasa mau berbuat sesuatu kebaikan. Sehingga tumbuh kesadaran bahwa, orang mau melakukan perilaku kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebajikan itu. Setelah terbiasa melakukan kebajikan, maka acting the good itu berubah menjadi kebiasaan.

Dasar pendidikan karakter ini, sebaiknya diterapkan sejak usia kanak-kanak atau yang biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia emas (golden age), karena usia ini terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Dari sini, sudah sepatutnya pendidikan karakter dimulai dari dalam keluarga, yang merupakan lingkungan pertama bagi pertumbuhan karakter anak.

Namun bagi sebagian keluarga, barangkali proses pendidikan karakter yang sistematis di atas sangat sulit, terutama bagi sebagian orang tua yang terjebak pada rutinitas yang padat. Karena itu, seyogyanya pendidikan karakter juga perlu diberikan saat anak-anak masuk dalam lingkungan sekolah, terutama sejak play group dan taman kanak-kanak. Di sinilah peran guru, yang dalam filosofi Jawa disebut digugu lan ditiru, dipertaruhkan. Karena guru adalah ujung tombak di kelas, yang berhadapan langsung dengan peserta didik.

Dampak Pendidikan Karakter
Apa dampak pendidikan karakter terhadap keberhasilan akademik? Beberapa penelitian bermunculan untuk menjawab pertanyaan ini. Ringkasan dari beberapa penemuan penting mengenai hal ini diterbitkan oleh sebuah buletin, Character Educator, yang diterbitkan oleh Character Education Partnership.

Dalam buletin tersebut diuraikan bahwa hasil studi Dr. Marvin Berkowitz dari University of Missouri- St. Louis, menunjukan peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter menunjukkan adanya penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat keberhasilan akademik.

Sebuah buku yang berjudul Emotional Intelligence and School Success (Joseph Zins, et.al, 2001) mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif kecerdasan emosi anak terhadap keberhasilan di sekolah. Dikatakan bahwa ada sederet faktor-faktor resiko penyebab kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak, tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi.

Hal itu sesuai dengan pendapat Daniel Goleman tentang keberhasilan seseorang di masyarakat, ternyata 80 persen dipengaruhi oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20 persen ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ). Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya, akan mengalami kesulitan belajar, bergaul dan tidak dapat mengontrol emosinya. Anak-anak yang bermasalah ini sudah dapat dilihat sejak usia pra-sekolah, dan kalau tidak ditangani akan terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya para remaja yang berkarakter akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh remaja seperti kenakalan, tawuran, narkoba, miras, perilaku seks bebas, dan sebagainya.

Beberapa negara yang telah menerapkan pendidikan karakter sejak pendidikan dasar di antaranya adalah; Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Korea. Hasil penelitian di negara-negara ini menyatakan bahwa implementasi pendidikan karakter yang tersusun secara sistematis berdampak positif pada pencapaian akademis.

Seiring sosialisasi tentang relevansi pendidikan karakter ini, semoga dalam waktu dekat tiap sekolah bisa segera menerapkannya, agar nantinya lahir generasi bangsa yang selain cerdas juga berkarakter sesuai nilai-nilai luhur bangsa dan agama.*
sumber : http://mandikdasmen.kemdiknas.go.id/